Dapat artikel menarik tentang cara menulis artikel dengan gaya review produk. Artikel sumber bisa dilihat di
http://emak2blogger.com/2016/05/16/6-langkah-menulis-review-produk-yang-menarik-dan-menjual/
Saya salin disini juga :
6 Langkah Menulis Review Produk yang Menarik dan Menjual
Hai, Emaks.
Ada yang suka mereview produk?
Mereview produk nggak selalu berarti job review berbayar lho, Maks.
Banyak blogger yang juga suka mereview produk tanpa dibayar, simply
hanya karena alasan dia suka banget dengan produk tersebut atau justru
malah kecewa banget dengan produk yang dipakainya. Saya kira sih, review
makanan dan review resto itu juga termasuk dalam kategori review
produk.
Ya, intinya adalah review produk itu kita menuliskan dan menceritakan
segala hal mengenai produk tertentu, baik itu produk barang ataupun
produk jasa. Tujuannya tentu saja adalah menyebarkan informasi, kalau
nggak mau dibilang buat bujuk orang supaya beli produk yang kita review.
Hehe. Bahasa halusnya, menyebarkan awareness. Ciyehhh.
Anyway, sering saya jalan-jalan ke blog atau web yang memang menulis
product review, baik di dalam dan di luar. Pada akhirnya, memang, ada
product review yang bisa bikin saya mupeng pengin ikutan beli, ada juga
product review yang … yah … gitu doang. Cuma menyalin product info dari
kemasan, terus kopi sana kopi sini. Hanya sekadar ulasan info. Padahal
kalau saya sih, sebagai seorang blogger, dan sudah dipercaya untuk
ikutan dalam campaign suatu product, ya setidaknya kita bisa sedikit
memengaruhi pembaca blog kita untuk setuju dan kemudian ikut membeli
product yang kita review bukan? Kita semacam merekomendasikan gitu deh
ya. Meski memang, akhirnya sih keputusan untuk ikutan beli apa enggak,
itu terserah masing-masing ya.
Nah, terus gimana sih cara menulis product review yang bisa menjual?
Yang bisa memengaruhi orang untuk ikut menggunakan produk yang sedang
dalam campaign, selain tentunya sebagai penyampai informasi?
Ah, sebenarnya saya yakin bahwa Emaks KEB ini pasti sudah ahli
bangetlah ya, untuk menulis review produk J Kan udah banyak banget yang
pernah dapat job review kan?
Tapi, saya sih pengin berbagi saja beberapa tips menulis review
produk yang kemarin pernah saya lakukan, siapa tahu ada Emaks yang masih
bingung apa saja yang harus ditulis dalam sebuah review produk.
Coba kita lhiat yuk, Maks :).
- Product images and videos
Tentu yang pertama kali harus kita tampilkan adalah foto produk ya.
Foto ini terdiri atas kenampakan keseluruhan, kemudian kalau ada
detail-detail yang spesifik juga harus ditampilkan. Intinya, pembaca
blog kita harus bisa membayangkan bagaimana fisik produk meski mereka
nggak bsia secara langsung meraba atau melihat produk secara langsung.
Kalau perlu videonya juga diadain. Sekarang udah interaktif banget
ya. Video selain bisa menampakkan si produk secara detail, sekaligus
kita bisa uraikan fitur-fiturnya secara verbal langsung.
- Deskripsi produk
Kalau ada dimensi, silakan ditulis ya. Tinggi, panjang, lebar, volume
dan sebagainya. Kemudian fitur-fitur apa saja yang ada dalam produk
tersebut. Misalnya kalau kosmetik ya kandungannya apa saja, kalau
smartphone dan barang elektronik fiturnya apa saja. Selanjutnya kita
juga bisa membahas kemasannya. Apakah oke, apakah kurang oke, apakah
rentan rusak, atau kuat. Hal lain yang perlu ada dalam deskripsi produk
adalah belinya di mana, keunggulan produk, dan juga harapan kita akan
produk tersebut sebelum kita memakainya.
Kok sebelum kita memakainya?
Ya, bayangkanlah kita adalah pembeli yang sedang menimang produk
tersebut di etalase toko atau supermarket. Dengan membaca semua yang
tertera di kemasan, atau mungkin kita pernah melihat iklannya di
televisi, tentu kita punya satu harapan yang terbentuk (baik sadar atau
enggak) untuk kemudian kita uji setelah kita coba produknya kan?
- Deskripsi pembeli
Deskripsi pembeli merupakan bagian di mana kita seharusnya
menjelaskan siapa saja yang bisa menggunakan produk yang kita review
tersebut. Apakah dipakai oleh anak-anak, remaja, dewasa, atau lebih
khusus lagi khusus ibu-ibu, usia demografi, bahkan bisa juga lebih
detail misalnya ke strata sosial.
Misalnya nih, Maks, kita mau review produk obat-obatan. Pastinya ada
klasifikasi usia yang boleh mengonsumsi, seperti misalnya obat tersebut
bukan untuk anak-anak karena dosis anunya banyak, kalau dikonsumsi anak
nanti akan berakibat begini begitu. Atau misalnya, kita mereview apps
Android, ini buat konsumsi anak-anak karena merupakan permainan. Anak
usia berapa? Apakah perlu pendampingan orangtua? Dan seterusnya.
- Bukti
Nah, Emaks, seharusnya ada dua jenis bukti yang harus kita tampilkan dalam suatu review produk.
Yang pertama adalah bukti bahwa kita menggunakannya. Kita bisa
mengambil gambar saat produk tersebut kita gunakan. Kita tunjukkan cara
makainya, atau cara menggunakannya.
Bukti yang kedua adalah bukti hasil setelah kita menggunakan produk
tersebut. Misalnya, kalau kita ngereview smartphone, kita tunjukkan
ternyata gampang banget operasionalnya, atau betapa banyak fiturnya yang
bisa membantu kita sehari-hari. Kalau produk kecantikan, ya mungkin
bisa diperlihatkan before and after-nya setelah kita menggunakan produk
tersebut.
Sebuah job review produk akan TERLIHAT bias dan palsu, adalah saat
tidak ada kedua bukti di atas. Review produk yang tidak mendalam, tidak
memperlihatkan bagaimana kita menggunakannya, atau tidak nampak adanya
foto yang memperlihatkan bahwa barang tersebut bermanfaat, akan membuat
pembaca akhirnya berpikir bahwa review produk tersebut hanya berdasarkan
pesanan saja, hanya sekadar iklan, based on payment, dan akhirnya
kurang bisa dipercaya.
Makanya, Maks, setiap kali kita review produk ya kita harus coba
produknya. Kalau nggak dikasih, ya beli. Kan, pada dasarnya review
produk (baik dibayar atau tidak oleh si produsen) adalah berbagi
pengalaman selama menggunakan produk tersebut kan? Makanya, yang
di-share adalah pengalaman Emaks, bukan yang lain.
- Kekurangan produk
Nah, Emaks, kalau seumpama selama menggunakan produk tersebut, ada
hal-hal yang dirasa kurang, Emaks juga boleh menuliskannya. Tapi, ini
penting, Maks, menuliskan kekurangan yang ada dalam produk itu bisa
sangat sensitif bagi produsennya. Jadi, hati-hati dalam memilih kata ya.
Tidak semua orang (baca: produsen) bisa menerima kritik dengan baik.
Ada kemungkinan Emaks dianggap melakukan black marketing pada mereka,
menjatuhkan branding mereka. Dan berdasarkan UU ITE yang berlaku, Emaks
bisa saja dituntut. Namun, produsen yang terbuka pada kritik juga nggak
kalah banyaknya. Saya pernah dengar cerita, Maks, ada seseorang
melakukan review buruk terhadap satu produk smartphone, dan kemudian
malah digandeng menjadi buzzer oleh brand smartphone yang bersangkutan.
Si brand smartphone itu pengin si blogger untuk menjadi beta tester bagi
produknya, karena dianggap mampu memberi masukan yang objektif.
Nah, makanya, Maks, menulis kekurangan sebuah produk sih boleh (harus
malah ya, kalau memang ada yang dirasa kurang), tapi kita juga harus
bisa menyajikannya dengan baik.
- Call to Action
Nah, terakhir nih, Maks, call your reader to action!
Misalnya, mengimbau untuk nyobain, atau ikutan review kalau ada yang
udah nyobain juga. Atau minimal minta pembaca blog emak untuk komen
dengan mengajukan pertanyaan terbuka, seperti yang pernah saya bahas
mengenai
tipe-tipe artikel yang mengundang banyak komen.
Kemudian setelah ada yang komen, atau istilahnya memenuhi ajakan Emaks
untuk action, jangan lupa untuk mengapresiasinya ya, Maks, misalnya ya
balas komennya, atau sekadar mengunjungi artikel review produk yang sama
yang di blog mereka.
Intinya, engage them!
Nah, itu tadi 6 langkah menulis review produk yang baik, yang
persuasif dan informatif agar pembaca artikel Emaks nggak sekadar
dikasih bacaan iklan doang. Intinya, memang kita harus bercerita, Maks,
karena memang di situlah inti dari sebuah review produk. Jangan pernah
melakukan review produk bodong, yang kita nggak pernah nyobain
produknya. Rasanya kok nggak fair ya, buat pembaca.
Iya nggak sih, Maks?
Selamat nulis, Maks!
Ditulis oleh
Carolina Ratri
www.CarolinaRatri.com
untuk web www.emak2blogger.com
Jika penulis tidak berkenan artikelnya di copy ke sini, artikel ini segera dihapus.